Nataproptech, Serpong – Pemerintahan
Jokowi-Ma’ruf Amin sudah berjalan beberapa hari. Beragam reaksi muncul terutama
dari sektor bisnis dan ekonomi terkait kabinet baru ini. Banyak yang berharap
agar kondisi perekonomian yang lebih baik semakin cepat terwujud.
Beragam pekerjaan rumah di Kabinet Indonesia Maju
menunggu hadirnya kebijakan baru. Terutama terkait industri properti. Pasalnya hingga kuartal III 2019, industri ini
masih mengalami perlambatan. Padahal antara pemerintah dan otoritas terkait
seperti BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan kelonggaran kepada
perbankan dalam menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Dua terkait kementerian yang terkait industri
properti yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang tidak mengalami pergantian Menteri. Diharapkan agar
kinerja kabinet baru bisa menggairahkan kembali industri properti di Indonesia
setelah sekian lama mengalami pertumbuhan yang stagnan atau cenderung landai.
Untuk menggenjot industri properti agar kembali
bergairah salah satunya melalui pembangunan infrastruktur. Pemerintahan
Presiden Joko Widodo menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu
dari lima fokus yang akan dikerjakan dalam lima tahun ke depan.
Dekatnya jarak dari tempat tinggal menuju tempat
kerja dan transportasi massal menjadi faktor utama yang menentukan keputusan
membeli properti. Dengan hadirnya Kabinet Indonesia Maju yang baru berjalan
beberapa hari ini, pelaku industri properti berharap adanya sinergi dan
relaksasi dalam hal regulasi. Baik dari sisi kebijakan pemerintah maupun
perbankan. Tentu merupakan kerja bersama seluruh pihak yang berkontribusi untuk
meningkatkan daya serap pasar.
Pada periode Kabinet Indonesia Maju ini diharapkan pemerintah membuat terobosan kebijakan-kebijakan baru yang dapat mendorong pertumbuhan industri properti di Tanah Air. Apalagi, kinerja sektor properti tahun depan diprediksi masih sangat menantang karena dipengaruhi ketidakpastian ekonomi global. (EC)