Nataproperty.com, Tangerang - Berbagai terobosan baru di bidang
properti sebagai bentuk inovasi masih terus berkembang. Terobosan tersebut
dibuat untuk mengatasi masalah di sektor properti, khususnya backlog atau
ketimpangan terhadap kebutuhan rumah. Dari sekian banyak terobosan properti,
teknologi rumah kayu tahan api, tahan rayap, mudah disusun alias knockdown bisa
menjadi pilihan. Apalagi teknologi ini mampu menghemat biaya pembangunan
properti hingga 30 persen. model bisnis
properti saat ini lebih banyak mengejar keuntungan. Kondisi itu membuat harga
tanah terus terkerek. Selain itu, model tersebut memberi celah yang sangat
besar bagi pemodal yang menguasai lahan.
Faktor lain yang memengaruhi masalah tanah
adalah keberadaan spekulan. Spekulan ini memengaruhi harga tanah di lapangan.
Jika pemerintah tidak bertindak tegas atas permasalah ini, harga tanah melonjak
tinggi. Harga tanah yang tinggi akan membebani pengembang serta konsumen kelas
bawah. Kekurangan lahan di sektor properti juga berpengaruh pada backlog atau
ketimpangan terhadap kebutuhan rumah. Sistem bangunan menggunakan bahan
bangunan kayu rekayasa tahan api dinilai dapat memenuhi kebutuhan perumahan
yang terjangkau dengan cara yang ramah lingkungan, hemat biaya, dan efisien
(cepat). Rumah kayu juga dianggap sebagai solusi tepat dan memadai karena
berkualitas terjangkau dan memiliki keberlanjutan jangka panjang.
Menurut Laporan McKinsey Global
Institute (MGI), terdapat 330 juta rumah tangga perkotaan di seluruh dunia yang
tinggal di perumahan di bawah standar. Sekitar 200 juta rumah tangga di negara
berkembang tinggal di daerah kumuh. MGI memprediksi, pada 2025, sekitar 440
juta rumah tangga perkotaan di seluruh dunia - setidaknya 1,6 miliar orang -
akan menempati perumahan yang tidak memadai, tidak aman, karena tidak punya akses
finansial. Terobosan teknologi properti seperti penggunaan produk kayu kimia
tahan api non-polusi dalam bahan bangunan rumah kayu menjadi pilihan sebagai
langkah antisipasi agar prediksi MGI tidak terjadi.
Pertimbangan lainnya, teknologi
properti dengan menggunakan kayu rekayasa ini sesuai dengan melimpahnya pasokan
kayu di hutan tanaman industri. Apalagi hutan tanaman yang ditanam kembali akan
menghasilkan sumber daya kayu berkelanjutan yang terus tumbuh setiap tahunnya.
Kayu yang dihasilkan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang
terus tumbuh. Berdasarkan hitungan McKinsey Global Institute, rumah yang
terbuat dari kayu rekayasa lebih murah daripada rumah beton dan bata dengan
ukuran yang sama. Rumah kayu 30 persen lebih murah.
Selain itu, keunggulan lain rumah
kayu dalam pembuatan dan produksi otomatis, biaya fondasi lebih murah,
konstruksi yang cepat, dan biaya pembiayaan yang jauh lebih murah. Rumah kayu
juga dikenal tahan api, tahan air, tahan cuaca, tahan rayap, shock-proof dan load-bearing.
Terakhir, pembangunan rumah bisa dilakukan cepat, efisien, dan berkualitas
karena komponen rumah kayu yang direkayasa, seperti dinding, pintu, atap, dan
lantai diproduksi di pabrik dan disatukan di lokasi. (IC)