NataProperty.com, Tangerang – Perkembangan teknologi yang semakin pesat mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir manusia untuk beraktivitas, salah satunya berinovasi dalam menciptakan strategi marketing.
Mengutip dari berbagai sumber terdapat 5 tren strategi marketing 2018 untuk sektor perumahan yang menggunakan inovasi teknologi di Amerika.
Pertama, marketing menggunakan media sosial. Jika biasanya hanya dengan bermodalkan mencetak brosur dan menyebarkan diberbagai titik keramaian yang memerlukan tenaga sales yang cukup banyak, dengan media sosial, terutama penggunaan Facebook Ads, dapat menargetkan secara terperinci target pasar sesuai dengan usia dan perilaku pasar yang diinginkan tanpa harus mengerahkan banyak tenaga sales. Apalagi dengan kondisi pasar saat ini yang tak asing dengan gadget dan media sosial.
Kedua, marketing menggunakan video seperti mempublikasikan ke Youtube atau media sosial lainnya. Agen dan investor bisa memberikan paparan atau tur lokasi properti yang ingin dijual, sehingga pembeli tidak perlu lagi untuk menghabiskan waktu untuk survey lokasi. Dengan adanya promosi melalui video memungkinkan pelaku mencapai target market yang lebih luas dalam kurun waktu yang pendek.
Ketiga, menggunakan content marketing. Menjual properti dengan menggunakan tulisan artikel pada blog atau situs web yang berelasi dengan properti itu sendiri. Seperti contohnya, jika ingin menjual properti di daerah Bekasi, agen dan investor bisa membuat artikel-artikel menarik keuntungan tinggal di Bekasi yang kemudian disisipkan informasi tentang properti yang akan dijual lalu dipublikasikan di berbagai blog dengan view rate yang tinggi.
Keempat, menggunakan SEO atau Search Engine Optimization, adalah proses secara gratis dan organik untuk mendapatkan posisi teratas dalam pencarian di search engine terbesar seperti Google, Bing dan Yahoo. Mengingat perilaku masyarakat kini yang mencari informasi di internet terlebih dahulu sebelum membeli.
Kelima, menggunakan virtual reality. Teknologi terbaru yang memungkinkan untuk berinteraksi dengan objek imajinasi dengan menggunakan komputer yang akan membawa ke dalam suasana 3-Dimensi yang seolah nyata. Agen dan investor menggunakan teknologi ini sehingga pembeli bisa melihat gambaran proyek secara langsung dibandingkan hanya dengan melihat brosur.
Jika dibandingkan dengan strategi marketing properti yang ada di Indonesia tentu belum seinovatif dengan apa yang dilakukan di Amerika. Namun, strategi ini bisa menjadi acuan mengingat kondisi bisnis properti Indonesia yang sedang melemah sehingga diperlukannya inovasi dalam bersaing merebut hati pasar. (SU)