Menurut pendapat Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Airin Rachmi Diany, kota pintar atau smart city dapat diwujudkan dengan tidak sepenuhnya menguras kantong pemerintah daerah (pemda).
Menurut Airin, dana pemerintah daerah dapat ditekan dengan cara menggandeng atau bekerja sama perusahaan swasta melalui dana corporate social responsibility (CSR). Selain itu, anggaran juga bisa didapatkan melalui sumbangan.
Dia juga menambahkan, di Prabumulih, sebuah kota di provinsi Sumatera Selatan, uang atau dana untuk membangun bedah rumah tanpa APBD dan dana CSR didapatkan dari partisipasi dari para pegawai negeri sipil (PNS) dalam mengumpulkan uang. Seharusnya seluruh kota di Indonesia mencontoh Prabumulih untuk menghemat anggaran yang dikeluarkan oleh pemda.
Selain itu, dia juga menuturkan lima aspek penting dalam menerapkan konsep smart city, yaitu smart people, smart living, smart environment, smart economy, dan smart governance. Kelima aspek tersebut harus terintegrasi satu dengan yang lainnya melalui sistem Informasi dan Teknologi (IT).
Pada akhirnya Airin berharap agar beberapa kota yang ada di Indonesia dapat menerapkan sistem smart city yang baik dan sesuai dengan standar yang ada, dan juga kota-kota yang menerapkan sistem smart city dapat bertambah setiap tahunnya.