Pertumbuhan pasar sektor properti pada tahun 2017 ini diprediksikan akan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Keterlambatan pertumbuhan ini tidak lepas dari faktor kondisi perekonomian di Indonesia yang belum terlalu stabil.
Menurut pandangan Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit, kondisi property di Indonesia sangat dipengaruhi ekonomi makro, dan infrastruktur-infrastruktur yang ada hanyalah merupakan faktor pendukungnya.
Panangian menambahkan ekonomi Indonesia saat ini menurutnya masih belum pulih sebagaimana mestinya. Bukti nyatanya dapat dilihat dari kredit properti yang cenderung stuck dan tidak meningkat.
Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri pada kuartal I tahun 2017 ini sebesar 5,01 persen, meningkat sedikit dibanding kuartal IV tahun 2017 yang mencapai 4,92 persen.
Untuk pertumbuhan kredit segi properti sendiri pada tahun 2016 mencapai 7,1 persen. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada bulan yang sama tahun ini, angkanya sudah mencapai 8,3 persen. Namun Panangian mengatakan peningkatan angka ini masih belum signifikan. Baginya peningkatan bisa dikatakan signifikan jika melebihi angka 10 persen.
Dengan adanya beberapa proyek infrastruktur yang tengah digarap pemerintah saat ini, seperti pembangunan 7 ruas tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2, sektor properti diprediksikan akan menunjukkan geliatnya kembali ketika tahun 2019-2020 disaat pembangunan tol tersebut selesai.