Nataproptech.co.id, Tangerang –
Property Technology atau yang dikenal dengan istilah
Proptech adalah sebuah integrasi teknologi dalam industri properti. Sebenarnya pengertian mengenai
PropTech dan apa saja jangkauannya, masih belum memiliki sebuah kesepakatan. Ada yang menganggap bahwa
shared space management seperti
co-working space yang sedang marak bermunculan saat ini juga merupakan bagian dari PropTech. Walaupun jika dilihat dari istilahnya, PropTech lebih cocok ditujukan untuk hal-hal berbau teknologi yang memang mempengaruhi industri properti secara langsung.
Teknologi digital memang menciptakan sebuah era baru yang membuat percepatan di berbagai industri bisnis. Termasuk properti. Sebut saja kemunculan beberapa istilah baru seperti smart city, smart home, dan Internet of Things.
Di negara-negara maju, PropTech sudah memasuki generasi 3.0.
Awal perkembangan PropTech atau dikenal sebagai PropTech 1.0, merupakan masa di mana mulai bermunculan perusahaan
startup yang menyediakan
listing properti untuk
customer.
Listing properti ini memudahkan orang dalam mencari hunian untuk segala tujuan.
PropTech 2.0 kemudian muncul sebagai respon atas kebutuhan perusahaan kecil menengah dan juga broker properti yang cukup kompleks. Startup dengan model bisnis yang bervariasi mulai bermunculan, menyediakan berbagai kemudahan berupa analytic, virtual reality, dan juga Software as a Service (SaaS).
Dengan munculnya PropTech 2.0 ini, segala jenis transaksi menjadi lebih mudah. Hubungan antar stakeholder dalam industri properti menjadi cepat dan efektif. PropTech 2.0 sendiri memanfaatkan konsep economy sharing, di mana di dalamnya terdapat FinTech, data analytic, smart building, dan juga smart home.
Kemudian PropTech 3.0 dimulai tidak lama setelah kehadiran PropTech 2.0 di tahun 2014. Pada tahap ini, berbagai macam teknologi bermunculan. Pemanfaatan big data, Internet of Things, bahkan block chain merubah sektor properti menjadi wajah yang sangat berbeda.
Perkembangan PropTech di Indonesia juga terus berjalan meski tidak secepat di negara-negara maju. Perusahaan-perusahaan startup yang menyediakan listing properti sudah menjamur di Indonesia. Dari mulai situs pencarian sewa kost hingga rumah yang dijual.
Smart home dan smart city juga mulai dibangun oleh para developer. Meski pengaplikasian Internet of Things belum begitu masif, namun hal itu sudah mulai terlihat di Indonesia. Seperti misalnya pemanfaatan Artificial Inteligence dari Amazon bernama Alexa dan juga penempatan beberapa sensor di dalam rumah untuk mempermudah aktivitas penghuni rumah.
Beberapa developer sudah sadar akan manfaat dari block chain, namun belum sepenuhnya memanfaatkan hal tersebut untuk keperluan bisnis. Itulah mengapa PropTech di Indonesia belum bisa dikatakan sebagai PropTech 3.0. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan. (AI)