NataProperty.com,Tangerang- Properti di kawasan penyangga kini tidak boleh dipandang sebelah mata. Patut diketahui, harga rumah di kawasan Tangerang, Bekasi, Bogor dan Depok (Bodetabek) dalam lima tahun terakhir mengalami kenaikan yang signifikan.
Perkembangan infrastruktur menjadi pemicu kenaikan harga tersebut. Akses langsung menuju perumahan dari jalan arteri atau tol mengangkat harga perumahan sekitar 15% – 25% per tahun dan memicu permintaan terhadap properti komersial.
Meningkatnya harga tanah pun turut membuat makin banyaknya pembangunan apartemen yang menawarkan harga sekitar 20% – 40% lebih terjangkau ketimbang harga rumah.
Meski demikian, setiap
kawasan penyangga tentu mempunyai daya tarik berbeda. Para pembeli apartemen di Bekasi umumnya bekerja di kawasan industri Cikarang dan sekitarnya, sisanya beraktivitas di Jakarta. Sekitar 14,8% commuter yang bekerja di Jakarta berasal dari Bekasi.
Sedangkan Bekasi Timur merupakan kawasan yang baru berkembang, sehingga harga properti di sini masih bisa dijangkau. Selain itu harga properti di area ini naik sangat signifikan.
Sementara Depok menjadi menarik karena di daerah ini banyak terdapat kampus. Tak heran jika pasokan apartemen yang masuk ke Depok membidik mahasiswa dengan kelas menengah-bawah dan menengah.
Bogor dan Tangerang Tawarkan Potensi BerbedaDi lain sisi, Tangerang tergolong lebih maju dari sisi infrastruktur dan fasilitas. Selain itu, kawasan ini banyak dihuni perumahan-perumahan kelas atas, sehingga apartemen di sini banyak dibeli eksekutif dan entrepreneur.
Untuk tipe studio, apartemen di Tangerang banyak dibeli kalangan mahasiswa yang menuntut ilmu di beragam universitas, sama seperti Depok. Pembangunan hunian di pinggir Jakarta ini, disebabkan oleh demand yang sangat tinggi serta transportasi dan akses yang kian membaik.
Baca juga:
Mengetahui Fungsi Safe Mode Android dan Cara MengaktifkannyaBeberapa proyek infrastruktur yang tengah dikerjakan untuk para komuter di kawasan penyangga Jakarta, antara lain tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2, penyempurnaan jaringan KRL, dan LRT (light rail transit).
Menurut Rumah.com Property Price Index, median harga apartemen di bawah Rp1 miliar saat ini tercatat sebesar Rp18.480.000 di Kota dan Kabupaten Tangerang.
Harga ini mengalami kenaikan sebesar 2,67% (q-o-q). Sedangkan
median harga apartemen di Tangerang Selatan stagnan pada Rp17.590.000/m2.
Serpong menjadi kawasan favorit bertempat tinggal maupun berusaha di wilayah Tangerang. Karena selain harga propertinya relatif masih lebih murah jika dibandingkan dengan properti pusat Kota Jakarta, juga alasan lingkungan, kelengkapan infrastruktur, dan aksesibilitas.
Dua di antaranya adalah akses eksisting yakni Tol Jakarta- Merak via Kunciran dan tol Jakarta Outer Ring Road. Akses tol ini semakin menjadikan Serpong lebih terbuka dan berpotensi untuk tumbuh lebih tinggi.
Generasi muda dengan rentan usia antara 25 tahun hingga 35 tahun ini, akan mencari tempat tinggal yang ideal sesuai dengan keterjangkauan alias daya beli.
Tak mengherankan jika beberapa properti terbaru yang dipasarkan di Serpong dengan harga kompetitif dan berkonsep one stop living langsung diserbu pembeli. Saat ini harga hunian yang ditawarkannya juga semakin terjangkau.
Lain kawasan, lain kondisinya. Bogor adalah jawaban dari kebutuhan warga Jakarta yang menginginkan suasana tinggal berbeda, yang sulit ditemui di kawasan penyangga lainnya. Salah satu faktornya ialah bebas banjir dan masih banyaknya area resapan air serta pohon rindang.
Sebagai daerah dataran tinggi, hampir tidak mungkin Kota Hujan ini mengalami banjir. Faktor inilah yang kemudian mendorong masyarakat untuk selangkah lebih dekat dengan kebutuhan tersebut namun tak mau terlalu jauh dengan Jakarta.
Tak ayal jika hingga saat ini kalangan first time buyer masih mengincar kompleks perumahan di Bogor, yang lambat laun akan berdampak pada tingginya angka kenaikan penduduk. Tentu kenaikan penduduk membutuhkan berbagai pengembangan terutama di bidang perumahan.
Terlebih dikarenakan pergeseran penduduk dari Jakarta ke Bogor tidaklah organik alias merambat, maka ada kesan bahwa Bogor adalah kota yang terpisah jauh dari Jakarta. Namun seiring waktu, akses jalan yang memadai membuat Bogor dan Jakarta terasa hanya selangkah. (SU)