Nataproptech.com, Tangerang - Perkembangan teknologi yang kian canggih mendorong berbagai bisnis untuk mengikuti arus perkembangan tersebut, termasuk industri properti. Startup teknologi di bidang properti biasa dikenal dengan proptech atau property technology. Sejauh ini perkembangan teknologi properti di Indonesia sudah terlihat cukup kompetitif. Hal ini bisa dilihat dari munculnya berbagai platform hingga layanan yang mengakomodasi kebutuhan konsumen akan hunian.

Dilihat dari model bisnisnya, layanan proptech bisa dibagi menjadi tiga kategori, dimulai dari digitalizing. Di bagian digitalizing ini, proptech memfasilitasi properti dengan layanan digital seperti untuk memantau atau mengendalikan fasilitas di dalam properti. Salah satu bentuk yang bisa dilihat pada model ini adalah penerapan senosr internet of things (IoT) yang mengawali kemunculan dari smart home.

Yang kedua adalah sharing. Di model sharing ini, proptech memanfaatkan teknologi untuk proses penyewaan komponen real estat seperti lahan, apartemen, rumah, perkantoran hingga ruangan. Dalam model ini, proptech menyederhanakan proses bisnis. Proptech menyediakan wadah untuk pemilik properti dalam mempromosikan unit dan menyediakan platform untuk jual beli.

Model bisnis ketiga dari proptech adalah akomodasi dalam bidang finansial. Proptech mampu untuk menyediakan aplikasi teknologi finansial yang memfasilitasi proses pembelian dan penjualan real estat. Sejauh ini, mekanisme kredit adalah mekanisme terpopuler dalam transaksi properti, dalam memudahkan prosesnya proptech bisa membantu menyajikan komparasi dan kalkukasi hingga menjembatani akses kredit dengan perbankan.

Saat ini, proptech sendiri memiliki peran yang cukup menjajikan di industri properti. Perannya yang cukup penting dalam memberikan ‘consumer experience’ terbaik mampu untuk menarik banyak investor-investor asing yang melihat potensi dari bisnis proptech. Selain itu kemudahan yang ditawarkan proptech sepertinya hadirnya BI dan berbagai sistem yang memudahkan kegiatan penjualan properti juga menarik banyak developer properti untuk terjun dan memaksimalkan teknologi properti. (LAU)