Nataproperty.com, Tangerang - Kata PropTech mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia. Itu memang benar, karena konsep ini baru muncul beberapa tahun belakangan. PropTech hadir akibat dari meleburnya dunia properti dengan teknologi. Namun apa sebenarnya PropTech itu? Dan sejauh mana cakupan PropTech ini? Mari simak lebih lanjut.
1. Beda Negara Beda Kata
Setiap negara memiliki kata yang berbeda untuk properti dan teknologi. Istilah
PropTech berasal dari Inggris, penggabungan antara dua kata yaitu property dan technology. Di Amerika Serikat, istilah yang lebih dikenal adalah RETech (Real Estate Technology) dan CRETech (Commercial Real Estate dan Technology). Walaupun berbeda nama, namun intinya adalah dunia properti yang memiliki kaitan dengan teknologi.
2. Perkembangan PropTech Dari Tahun ke Tahun
Properti teknologi telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun. Generasi pertama istilah ini dimulai sebelum era revolusi digital yaitu ketika perusahaan properti membuat sebuah perangkat lunak untuk mengatur portfolio mereka dengan efektif.
Sekitar awal tahun 2000an, telah hadir beberapa platform real estate online yang memudahkan masyarakat untuk membeli atau mencari rumah. Hal semacam ini masih lumrah ditemui sampai saat ini.
Perkembangan PropTech yang sangat signifikan terjadi ketika penemuan penemuan teknologi seperti cloud computing, APIs, dan lain lain. Selain semua itu, hal yang lebih mendorong adalah ketika semakin banyaknya masyarakat yang terkoneksi lewat perangkat mobile mereka. Semua perangkat itu ditambah dengan data data, VR, 3D printing, internet of things, dan lainnya telah mengubah bagaimana masyarakat berinteraksi dalam pasar properti.
3. Seberapa Besar Sektor PropTech?
Dilansir dari penelitian yang dilakukan Universitas Oxford, jumlah perusahaan yang berkecimpung di dunia PropTech adalah lebih dari 2000. Angka tersebut tidak bisa pasti karena selalu berubah ubah. Jika dari sudut pandang investasi, perusahaan PropTech telah mendapat pembiayaan sebesar 5.6 triliun dollar antara 2012 dan 2016.
4. Bagaimana Teknologi Dapat Menambah Value Pada Sektor Properti
Satu contoh terbaik untuk hal ini adalah virtual reality. Sekarang, para calon pembeli rumah atau apartemen tak perlu lagi harus mengunjungi show unit karena VR dapat memberikan gambaran yang jelas secara menyeluruh akan detil properti yang dijual. Bahkan sekarang sepertinya orang sudah tidak perlu lagi datang ke bank jika ingin mengambil hipotek untuk rumah.
Apakah semua kemajuan PropTech akan mematikan bisnis real estate tradisional? Mungkin tidak harus seperti itu. Akan selalu ada banyak bagi masyarakat yang ingin membeli sebuah properti. Semua orang memiliki prefer masing masing. Semua tergantung dari skala bisnis properti yang dijalankan. (AKB)