Home / Artikel / 75% Masyarakat Indonesia Tetap Pilih KPR

75% Masyarakat Indonesia Tetap Pilih KPR

NataProperty.com, Tangerang – Berdasarkan data Bank Indonesia per triwulan I/2018, sebanyak 75,8% konsumen di Indonesia masih menggunakan KPR sebagai fasilitas utama dalam pembelian properti residensial. Sedangkan 14,93% konsumen memilih membeli rumah secara tunai bertahap dan sisanya 9,27% memilih skema pembayaran tunai.

BTN sendiri hingga April tahun ini terus mencatat adanya pertumbuhan KPR. Per April 2018, KPR BTN tumbuh 22,03% secara tahunan (year-on-year) dari Rp112,3 triliun di April 2017 menjadi Rp137,05 triliun.

Capaian pertumbuhan tersebut berada di atas rata-rata kenaikan KPR/KPA industri perbankan nasional. Data Otoritas Jasa Keuangan merekam KPR/KPA di industri perbankan nasional hanya naik sebesar 11,9% yoy per Maret 2018.

Selain itu, perseroan mampu mencapai target pertumbuhan KPR tahun ini dengan berbagai inovasi produk dan transformasi digital yang diluncurkan. Terlebih masyakarat Indonesia yang rata-rata masih memilih KPR sebagai opsi utama untuk membeli hunian. Melihat angka kebutuhan rumah yang masih tinggi serta berbagai inovasi yang dilakukan oleh bebearapa bank untuk memfasilitasi kebutuhan akan hunian tersebut, maka bisa diperkirakan bahwa KPR akan tumbuh di atas 20% pada tahun ini.

Peluang Buyer’s Market di Ramadan

Sementara itu di bulan Ramadan, Pemerintah memiliki strategi dalam menjaga inflasi utamanya dari sisi pasokan bahan pangan lewat operasi pasar. Seperti pasokan daging, misalnya.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah mengalokasikan cadangan daging beku yang siap digelontorkan jika pasokan daging di pasar sudah mulai berkurang. Cadangan bahan baku ini juga dipenuhi melalui impor, seperti bawang putih.


Hal lain yang dilakukan Pemerintah untuk membantu masyarakat menekan pengeluaran di bulan Ramadan adalah pemberlakuan diskon tarif tol dengan besaran 10%. Diskon ini diterapkan di seluruh ruas tol, kecuali Trans Jawa.

Masa berlakunya bervariasi, antara 11 Juni hingga 20 Juni, tergantung kebijakan pengelola. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Tren pasar properti yang siklikal ini, menurut salah satu sumber mengatakan hal ini bisa dimanfaatkan konsumen untuk mendapatkan rumah dengan harga terbaik. Pada periode ini, pasar properti akan berpihak kepada pembeli.

Periode Ramadan adalah periode di mana pasar bersifat buyer’s market. Artinya, daya tawar dari pengembang cenderung lebih lemah terhadap pembeli, baik itu pembeli untuk ditinggali maupun pembeli untuk investasi. Pada periode ini, pengembang biasanya menawarkan banyak promo, bonus, serta kemudahan-kemudahan lainnya.

Bagi mereka yang belum memiliki rumah, alih-alih membelanjakan Tunjangan Hari Raya dan tabungan lainnya untuk kebutuhan konsumtif seputar Ramadan, lebih baik digunakan untuk mewujudkan impian memiliki rumah. (SU)


What's On