NataProperty.com, Tangerang – Sebelum mengetahui macam-macam malware yang diprediksi akan menyerang komputer di tahun 2018, ada baiknya jika Anda mengetahui pengertian dari Malware itu sendiri. Malware atau Malicious Software merupakan suatu program yang dirancang dengan tujuan untuk merusak dengan menyusup ke sistem komputer. Malware dapat menginfeksi banyak komputer dengan masuk melalui email, download internet atau bahkan program yang terinfeksi.
Kerusakan yang disebabkan oleh
Malware biasanya menyebabkan sistem komputer dan memungkinkan juga terjadinya pencurian data atau informasi. Hal yang pada umumnya terjadi penyebab malware adalah mendownload software dari tempat ilegal yang disisipkan malware. Malware sendiri mencakup virus, worm, trojan horse, sebagian besar rootkit, spyware, adware yang tidak jujur, serta software-software lain yang berbahaya dan tidak diinginkan oleh pengguna PC.
Biasanya di suatu website sendiri terkadang bisa saja terjangkit suatu Malware. Sehingga ketika pengguna melakukan download theme pada webstite secara ilegal bisa menyebabkan data serta informasi yang ada di website jebol, terkadang juga bisa menyebabkan server website menjadi down karena aktifitas yang mencurigakan tersebut.
Karena kejahatan di ruang lingkup dunia maya setiap tahun semakin canggih. Di 2018 ini, sejumlah
serangan siber tetap akan terjadi bahkan memerlukan penanganganan khusus.
Baca juga:
Kini, “Hastag” Pilihan Pengguna Sudah Bisa Masuk Linimasa InstagramMenurut Direktur Sistem Teknik Symantec Malaysia dan Indonesia, David Rajoo dan Country Manager Symantec Indonesia Andris Masengi mengatakan bahwa serangan siber yang mungkin akan terjadi di 2018. Dampaknya juga akan lebih besar karena peretasan kali ini menyalahgunakan fungsi kecerdasan buatan.
Berikut prediksi Symantec untuk serangan siber pada 2018:
1. Malware file-less
Symantec selama ini telah mengamati pertumbuhan malware file-less dan file-light yang tumbuh pada 2016 hingga 2017. Malware ini bukan berupa berkas, namun, perintah (command) sehingga bentuknya tidak terlihat.
2. Serangan lewat IoT
Peralatan yang terhubung dengan jaringan internet, biasanya disebut internet of things (IoT) seperti televisi, pengeras suara yang berada di rumah berisiko disusupi peretas. Pengguna IoT sering tidak mengubah setelan keamanan padahal alat tersebut memiliki akses ke jaringan di rumah. Hacker dapat mengelabui sistem di alat tersebut sehingga IoT akan menuruti perintah mereka.
3. Serangan di blockchain
Seiring popularitas mata uang virtual atau cryptocurrency, peretas semakin melirik blockchain. Penjahat siber berfokus pada pertukaran koin dan dompet koin (coin wallet), memanfaatkan komputer atau perangkat seluler korban sebagai "miner".
4. Serangan yang memanfaatkan kecerdasan buatan dan machine learning
Kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan machine learning dimanfaatkan untuk perlindungan keamanan siber. Tapi, penjahat siber diperkirakan mulai mengubahnya untuk melancarkan serangan.
Hal yang harus dilakukan untuk mencegah malware adalah dengan tidak melakukan aktifitas ilegal, sebagai contoh tidak melakukan download resource dan aplikasi di situs yang tidak terverifikasi atau ilegal, hal ini karena biasanya peluang adanya virus malware lebih besar terjangkit pada suatu aplikasi yang diunduh di website tersebut. (SU)